Contoh Naskah Drama Abu Nawas - Patinya anda yang suka membaca novel wacana bubuk nawas maka akan sudah mengerti wacana kepinteran bubuk nawas yang bisa menuntaskan dilema apapun dengan sangat gamblang dan siapapun akan terlihat menapjupkan. Untuk itu buat teman-teman yang ingin pentas seni dan drama maka kami sampaikan naskah drama bubuk nawas yang sudah sangat dikenal dan banyak dipakai sekali di dunia, untuk itu gunakan dengan drama anda sehingga penyampaianya bisa di terima dengan sangat baik nantinya di kelas anda.
Kalau anda ingin yang lainya anda tinggal lihat juga disini untuk contoh naskah drama lucu lucuan yang sangat tidak ada yang kurang sekali sehingga anda bisa pentaskan pula di pentas seni di sekolah anda sehingga orang yang melihat anda akan terbahak-bahak melihat drama anda yang sangat lucu dan menghibur tersebut.
Contoh Naskah Drama Abu Nawas anda bisa melihat pribadi dibawah ini ya sobat untuk setidak ada yang kurangnya oke.
Semoga rujukan naskah drama bubuk nawas bisa memberi manfaat buat anda tiruana ya.
Kalau anda ingin yang lainya anda tinggal lihat juga disini untuk contoh naskah drama lucu lucuan yang sangat tidak ada yang kurang sekali sehingga anda bisa pentaskan pula di pentas seni di sekolah anda sehingga orang yang melihat anda akan terbahak-bahak melihat drama anda yang sangat lucu dan menghibur tersebut.
Contoh Naskah Drama Abu Nawas anda bisa melihat pribadi dibawah ini ya sobat untuk setidak ada yang kurangnya oke.
“SAKIT ANEH SANG BAGINDA”
Narator : Disebuah negeri timur tengah, berdrilah sebuah kerajaan yang sangat besar dan megah. Tanahnya lebat dan menyuburkan dan berlimpah ruah hasilnya, menciptakan rakyatnya hidup rukun dan sejah terah. Apalagi kerjaan itu dipimpin oleh seorang raja yang tampan dan gagah berani, menciptakan negeri itu kondusif dan damai. Saksikanlah……….!!!
Adegan I
Baginda : (Sambil meletakan swendoknya dalam piringya Islu menarik nafas panjang dalam-dalam dengan tatapan matanya, yang sayup memperhatikan hidangan yang disiapkan). Permaisuriku….?
Permaisuri : ”Ada apa bagindaku…..?
Baginda : “Begini permaisuriku, perutku tersa kering dan mual-mual, rasanya mau muntah sehingga selera makanku menjadi hilang”
Permaisuri : “Ma’af bagindaku, mungkin masakannya kurang enak ya?”
Baginda : “Tidak permaisuriku, makananya sudah enak sekali.”
Pemaisuri : (Permaisuri tidak putus asa, lau memanggil dayangnya). “Dayang….dayang, kemarilah….!
Dayang : (Dengan rergesah-gesah sambil membungkukan badan). “permaisuri memanggil hamba….?”
Pemaisuri : “Ambilkan masan jamur untuk baginda!”
Dayang : “ Baiklah, hamba segera melaksanakan tittah paduka.” (sambil memebawa makanan), “ini masakan untuk paduka, permaisuri”
Permaisuri : “Kembalilah danyangku. Paduka cobalah makan ini mungkin bias mengembalikan selerah makan baginda.”
Baginda :(Mengambil satu sendok nasi kemudian mencicipinya…..kemudian)”kauk…kuak…kuak.” (sampai muntah)
Permaisuri : (Dengan tergesah-gesah). “dayang…..dayang…tolong panggilkan tabib kerajaan!”
Dayang : “Ia permaisuri (dengan tergesah-gesah dayang keluar dari ruangan itu dan memanggil tabib. Kemudian dalam waktu yang singkat, dayang kembali dengan seorang tabib kerajaan).
Tabit : “ Ampun permaisuri, adakah yang bisa hambah perbuat….?”
Permaisuri : “Begini tabib, hampir sebulan ini selerah makan baginda terganggu.”
Tabit : “Hamba mohon ampun baginda, ijinkan hamba menyidik keadaan baginda. (tabib mendekati baginda dan pribadi memeriksanya).
Permaisuri : “Bagaimana keadaannya….tabib….?”
Tabib : “Mohon ampun paduka, hamba tidak sanggup menemukan penyakit dalam diri baginda, sekali lagi ma’af permaisuri.”
Permaisuri : (Menggeleng-gelengkan kepalanya), “bagaimana ini tabib, apakah tidak ada jalan lain lagi untuk mengetahui penyakit baginda raja….?
Tabib : “Mohon amapun permaisuri, hamba sarankan kalau bisa memanggil abunawas yang mungkin bisa menyembuhkan penyakit baginda raja.
Narator : Pergilah tabib menemui abunawas dan berceritalah mereka wacana penyakit aneh sang baginda raja. Apakah baginda raja sanggup disembuhkan…? Apakah abunawas bisa melaksanakan yang terbaik unttu baginda raja? Saksikan……..!!!
Adegan II
Tabib : “ Abunawas” (sambil menundukkan kepala). “salam sejahtera baginda raja”
Baginda : Apakah kau yang berjulukan abunawas….?
Abunawas : “ Mohon ampun baginda, hamba yang berjulukan abunawas”
Baginda : “ Apakah kau bisa mengobati penyakitku ini….?
Abunawas : “ Ampun baginda raja, hamba sudah mendengar tiruana dari tabib kerajaan wacana apa yang paduka derita.”
Baginda : “ Menurutmu, adakah obat yang bisa menyembuhkan penyakitku ini….?”
Abunawas : “ Ada paduka yang mulia.”
Baginda : (Sambil bangkit dengan wajah yang berseri- seri ). “Obat apakah itu abunawas….?
Abunawas : “ Hamba punya saran, di hutan tutupan ada kijang berbulu putih yang dagingnya sagat lezat.”
Baginda : “ Lalu….?”
Abunawas : “ Syaratnya…. Baginda harus menangkap sendiri kijang berbuluh putih itu, apakah baginda sanggup….?”
Baginda : “ Baiklah abunawas, saya sanggup dan besok pagi kita berangkat.” (tanpa tidak tetap pendirian).
Narator : Kemudian pulanglah abunawas ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari singgasana. Abunawas pulang untuk mempersiapkan senua pertidak ada yang kurangan yang akan dibawah. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Baginda, abunawas dan prajurit kerajaan sudah siap di depan singgasana untuk melaksanakan perjalanan. Mari…..! kita saksikan adegan memberikankut ini…..!!!
Adegan III
Baginda : “ Abunawas, apakah tiruana pertidak ada yang kurangan sudah disiapkan?”
Abunawas : “ Bagaimana prajurit, apakah pertidak ada yang kurangan dari singgasana sudah disiapkan?”
Prajurit 1,11 : “Ampun baginda tiruananya sudah siap.”
Baginda : “ Kita berangkat sekarang.”
Narator : Rombongan paduka berangkat dengan membawa pertidak ada yang kurangan berburu, tetapi abunawas sengaja membawa nasih putih, air putih, garam, dan asam. Perjalanan cukup panjang dan melelahkan namun, untuk mencapai tujuan, merekapun dengan bersemangat melanjutkan perjalanannya. Maka tibalah mereka di tegah-tegah hutan. Saksikan…!!!
Adegan IV
Baginda : “ Abunawas, selama perjalanan hingga di tengah hutan ini, tidak satupun hewan yang kita temukan.”
Abunawas : “ Memang betul paduka yang mulia, di sini ada semak-semak duri.”
Baginda : “ Kalau disini hanya semak-semak duri, kemudian di mana kijang berbulu putih itu….?”
Abunawas : (Diam sejenak sambil tersenyum). “Begini baginda raja, konon kabar kijang berbulu putih itu muncul secara tiba-tiba.”
Baginda : (Sambil mengusap keringat dan menghela napas panjang). Oh… begitu ya abunawas?
Abunawas : “ Ya baginda raja. Kalau begitu, kita istirahat dulu sambil mencari sumber air.”
Baginda : “ Baiklah abunawas.”
Prajurit 1 : “ Mohon ampun paduka, tidak jauh dari sini ada sumber mata air.”
Abunawas : “ Oh…benar paduka. Ludang kecepeh baik kita segera ke sana.”
Narrator : Lalu dengan langkah pasti, paduka bersama abunawas, dan prajurit-prajuritnya bergegas menuju sumber mata air dan tidak usang kemudian mereka datang di sumber mata air tersebut. Saksikan….!!!
Adegan V
Baginda : (Menghela napas panjang). “ oh….indah sekali abunawas keadaan ala mini, airnya sangat jernih yang membuatku tidak tahan lagi untuk meminumnya. Dengan air ini, benar-benar menghilangkan dahagaku.”
Abunawas : “Betul paduka, air sangat jernih.”
Prajurit 1,11 : “Mohon ampun paduka, ijinkan hamba memita paduka untuk memberikanstirahat di sini (menunjukkan daerah yang disediakan).”
Baginda : “Terimah kasih prajuritku.” (berjalan memnuju daerah istirahat)
Abunawas : “Ampun baginda, ijinkan hamba untuk mencari ikan di muara itu. (sambil menuju ke arah muara yang tidak jauh dari peristirahatan mereka).”
Baginda : “Oh…silakan abunawas, kebetulan perutku sudah lapar.”
Abunawas : “mohon ampun baginda, hamba dan prajurit segera mencari ikan di sana.”
Narrator : Lalu abunawas bersama prajurit menuju ke muara. Saksikan apakah mereka benar-benar menemukan ikan di muara….?
Adegan VI
Prajurit 11 : “Abunawas, lihatlah ternyata di muara ini berbagai ikannya dan sungguh menakjutkan.”
Abunawas : “Oh….betul sekali prajurit.jika kita bisa menangkapnya maka kita akan menikmatinya hingga puas. (sambil menanjapkan sudang kecepelah bambu yang sudah diruncing ke arah ikan-ikan di muara).”
Narrator : Berkali-kali abunawas menancapkan bambu ke arah ikan, sehingga ia mendapat beberapa ikan yang sangat besar. Lalu abunawas bersama prajurit bergegas menuju ke daerah baginda memberikanstirahat, sambil membawa ikan hasil tangkapan mereka.
Prajurit 1 : “Mohon ampun baginda, abunawas dan prajurit sudah dating dan membawa bebberapa ikan hasil tangkapan.”
Baginda : “Oh…ikannya besar sekali, rupanya mereka pandai menangkap ikan.”
Abunawas dan prajurit: (dengan wajah tersenyum, tibalah mereka di daerah peristirahatan baginda raja).
Abunawas : “Mohon ampun baginda raja, imilah ikan tangkapan kami.”
Baginda : “kalau begitu bakarlah ikan-ikan itu.”
Abunawas : “Baiklah baginda, hamba akan melaksanakan perintah.” (sambil tersenyum).
Narator : Bergegaslah abunawas mengkremasi ikan hasil tangkapan mereka dengan hati gembira, abumawas mengkipas bara api sehingga aroma ikan-ikan itu tercium hidung baginda raja. Setelah ikan-ikan itu matang, abunawas membuka bungkusan bekal yang dibawanya. Saksikan…..!!!
Adegan VII
Abunawas : (Sambil menyungguhkan ikan baker yang enak itu kehadapan baginda raja ). “ampun baginda, ijinkan hamba mempersilakan paduka menikmati ikan-ikan bakar ini.”
Baginda : “Terimah kasih abunawas.”
Narrator : Ternyata baginda raja sangat menikmati masakan-masakan yang sudah disiapkan abunawas bersama prajuritnya. Saksikan…..!!!
Adegan VIII
Baginda : “Abunawas, ikannya enak sekali menyerupai masakan ini akan saya habiskan.”
Abunawas : “Ampun baginda raja, dengan masakan ini apaka selerah makan baginda sudah pulih kembali?”
Baginda : “Ya, rasanya selerah makanku sudah pulih. Kalau begitu lanjutkan perjalanan mencari kijang berbulu putih itu.”
Abunawas : “Ampun baginda raja, bersama-sama kijang berbulu putih itu tidak ada.”
Baginda : “lalu, bagaimana kita harus mendapat obat unttuk penyakitku ini?”
Abunawas : “Mohon ampun baginda, baginda tidak perlu mencari obat lagi, alasannya yaitu selerah makan baginda sudah pulih kembali.”
Baginda : “Kamu benar-benar abunawas, penyakit anehku sudah sembuh. Bagaimana ini bisa terjadi?”
Abunawas : “Menurut hamba, bersama-sama baginda tida menderita penyakit apapun alasannya yaitu selama ini knorma dan budpekerti makan, perut baginda belum terasa lapar apa lagi baginda tidak banyak bergerak.”
Baginda : “Kamu benar-benar pandai abunawas, kalau begitu lain waktu kita berburu lagi.”
Abunawas : (Sambil tertawa terbahak-bahak) “ha…..ha….ha……ha…….”
Semoga rujukan naskah drama bubuk nawas bisa memberi manfaat buat anda tiruana ya.
Advertisement