Info Terbaru 2022

Contoh Makalah Penilaian Pendidikan

Contoh Makalah Penilaian Pendidikan
Contoh Makalah Penilaian Pendidikan
Contoh Makalah Evaluasi Pendidikan - Kalau kita tiruana untuk menciptakan makalah yang baik dan benar maka kita harus merancang dengan cara yang sesuai dengan tema kita, dengan itu maka kami sampaikan kepada anda tiruana referensi makalah yang pastinya sanggup menjadi materi untuk menciptakan makalah evaluasi pendidikan.

Untuk menciptakan anda harus melihat referensi yang benar dan sesuai dengan cita-cita anda untuk itu buatlah yang sanggup menciptakan orang yang membaca sangat terkesima dengan isi dari goresan pena anda dan sanggup menjadi rincian untuk mereka. Untuk menciptakan juga harus mempunyai setruktur dan format yang harus tepat sehingga apa yang kita sampaikan sanggup dimengerti oleh para membaca.


Untuk itulah admin surat dan proposal memberikan referensi makalah evaluasi pendidikan ini supaya sanggup menjadi salah satu referensi makalah anda didalam dunia pendidikan, yang pastinya sanggup menjadi pentunjuk buat anda yang ingin menciptakan makalah pendidikan nantinya.

BAB I
PENDAHULUAN

Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering sering dikenal dengan pengajaran dimana proses berguru mengajar yang melibatkan banyak factor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, akomodasi maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam perjuangan untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu diketahui apakah perjuangan yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan? Jika iya, sudah sejauh mana ditempuh? Apakah anak didiknya engalami kehengkangan didalam berguru atau peningkatan, dan kalau mengalami kehengkangan apakah penyebabnya?
Oleh lantaran timbulnya pertanyaan-pertabyaan itu,maka dari itulah kami menyajikan beberapa hal perihal salah satu teknik dan alat peskoran yang sanggup dipakai dalam peskoran terhadap anak didik, baik itu perihal kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini ialah teknik nontes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam peskoran terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Tehnik Nontes
Tehnik peskoran nontes berarti melaksanakan peskorn dengan tidak mengunakan tes. Tehnik peskoran ini umumnya untuk meskor kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, perilaku sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang bekerjasama dengan kegiatan berguru dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak sanggup diukur dengan alat tes. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang susah diukur secara kuantitatif dan meliputi adilitas contohnya aspek akibattif psikomotor.

B.    Penggolongan Tehnik Nontes
1)      Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan eksklusif terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakuya. Secara umum observasi ialah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan target pengamatan.
Observasi sanggup dilakukan pada membuatkan daerah contohnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu anak didik olah raga, upacara dan lain-lain.

a. Cara dan Tujuan Observasi
Menurut cara dan tujuannya observasi sanggup dibedakan menjadi 3 macam:
1)      Observasi partisipatif dan nonpartisipatif
Observasi partisipatif ialah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil penggalan alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil penggalan dalam kegiatan yang

dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seakan-akan sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.
2)      Observasi sistematis dan observasi nonsitematis
Observasi sistematis ialah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang diberisi kategori atau kriteria, duduk kasus yang akan diamati
Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati.
Contoh observasi sistematis contohnya guru yang sedang mngamati bawah umur menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah menciptakan kategori-kategori yang akan diamati, contohnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kemembersihkanan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laris anak didik dalam menanam bunga.
Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak menciptakan kategori-kategori diatas, tetapi eksklusif mengamati anak yang sedang menanam bunga.
3)      Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental ialah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akhir dari situasi yang sengaja diadakan.[3]
Sebagai alat evaluasi , observasi dipakai untuk:
a)      Meskor minat, perilaku dan skor yang terkandung dalam diri siswa.
b)      Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
c)      Suatu tes essay / obyektif tidak sanggup mengambarkan seberapa kemampuan siswa sanggup menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data

b. Sifat Observasi
Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
1.      Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran
2.      Direncanakan secara sistematis
3.      Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
4.      Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.
 
c. Kebaikan dan Kelemahan Observasi
Observasi sebagai alat peskorn nontes, mempunyai beberapa kebaikan, antara lain:
1.      Observasi sanggup memperoleh data sebagai aspek tingkah laris anak.
2.      Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu tanda-tanda atau insiden yang penting
3.      Observasi sanggup dilakukan untuk mekompliti dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, contohnya wawancara atau angket
4.      Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak eksklusif memegang peran. Selain laba diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan
Kelemahan observasi:
1.Observer tiidak sanggup mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak sanggup diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyayi, ia kelihatan gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, ia sedih dan murung tetapi dirahasiakan.
2.Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak tidak mungkin tingkah lakunya dibuat-buat, biar observer merasa senang.
3. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak sanggup dapat dikontrol sebelumya.

d. Alat Pencatat Observasi
Agar hasil observasi sanggup dikumpulkan dengan baik maka sebelumnya guru harus menyiapkan alat untuk observasi yaitu:
1.Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Yaitu catatan khusus mengenai hasil pengamatan perihal tingkah laris anak yang dianggap penting (istimewa). Catatan anekdot ini ada dua macam yaitu anekdot insidental, dipakai untuk mencatat insiden yang terjadi sewaktu-waktu, tidak terus-menerus. Sedangkan catatan anekdot periodik dipakai untuk mencatat insiden tertentu yang terjadi secara insedental dalam suatu periode tertentu. Catatan anekdot mempunyai kegunaan dalam melaksanakan observasi trerhadap tingkah laris anak. Kegunaanya untuk memperoleh pemahaman yang ludang keringh tepat perihal anak didik sebagai individu yang kompleks, memperoleh pemahaman perihal sebab-sebab dari suatu problema yang dihadapinya, dan sanggup dijadikan dasar utuk pemecahan duduk kasus anak dalam belajar.
2.Daftar cek (Check Lish)
   Daftar cek ialah sebuah catatan tertulis yang diberisi kemungkinan jawabanan yang dipilih, dengan tinggal membubuhkan sebuah tanda pada kemungkinan jawabanan yang benar. Dalam bentuk daftar cek, tiruana tingkah laku, perilaku yang diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar.
3.Skala Peskoran (Rating Scale)
   Dalam skala peskoran, tingkah laku, perilaku yang diobservasikan dijabarkan dalam bentuk skala.
2)      Wawancara (Interview)
Wawancara ialah suatu tehnik peskorn yang dilakukan dengan jalan percakapan (obrolan) baik secara eksklusif (face to pace relition) secara eksklusif apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain contohnya kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara sebagai alat peskoran sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
a.       Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya pewawancara sanggup menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai
b.      Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan, lantaran guru perlu melatih diri biar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
c.       Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibentuk oleh guru sebelum guru melaksanakan wawancara harus menciptakan pedoman-pedoman secara terperinci, perihal pertanyaan yang akan diajukan.

Keuntungan dan kelemahan wawancara

Keuntungan wawancara yaitu :
1.Wawancara sanggup memdiberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada korelasi baik antara pewawancara dengan objek
2.Wawancara sanggup dilaksanakan untuk setiap umur dan simpel dalam pelaksaannya
3.Wawancara sanggup dilaksanakan serempak dengan observasi
4.Data perihal keadaan individu ludang keringh banyak diperoleh dan ludang keringh tepat dibandingkan dengan observasi dan angket.
5.Wawancara sanggup menjadikan korelasi yang baik antara si pewawancara dengan objek.
Sedangkan Kelemahan wawancara sebagai alat peskorn
a.       Keberhasilan wawancara sanggup dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai
b.      Kelancaran wawancara sanggup dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara
c.       Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan tepat dari pewawancara
d.      Adanya efek subjektif dari pewawancara sanggup mensugesti hasil wawancara
Ada dua jenis wawancara yang sanggup pergunakan sebagai alat penilaian, yaitu:
a.Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis (Systematic Interview).
b.Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancata sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis (Non-Systematic Interview), atau wawancara bebas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:
a. Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back ground perihal apa yang akan ditanyakan
b.Guru harus menjalankan wawancara dengan baik perihal maksud wawancara tersebut
c. Harus menjaga korelasi yang baik
d.Guru harus mempunyai sifat yang sanggup dipercaya
e. Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas
f.  Hindarkan hal-hal yang sanggup mengganggu jalannya wawancara
g. Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data
h. Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama
i.   Guru harus mengobrol dalam wawancara
j.  Batasi waktu wawancara
k.Hindari penonjolan saya dari guru

3)      Angket (Questionave)
Pada dasarnya angket ialah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden)
Pada umumnya tujuan penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama ialah untuk memperoleh data mengenai latar
belakang akseptor didik sebagai salah satu materi dalam menganalisis tingkah laris dan proses berguru mereka.
Angket sebagai alat peskoran nontes sanggup dilaksanakan secara eksklusif maupun secara tidak langsung. Dilaksanakan secara eksklusif apabila angket itu didiberikan kepada anak yang diskor atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak eksklusif apabila nagket itu didiberikan kepada orang untuk dimintai keterangan perihal keadaan orang lain. Misalnya didiberikan kepada orangtuanya, atau didiberikan kepada temannya.
Ditinjau dari strukturnya, angket sanggup dibagi menadi 2 macam, yaitu angket berstuktur dan angket tidak berstuktur. Angket berstuktur ialah angket yang bersifat tegas, jelas, dengan model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawabanan tegas dan terbatas pula. Sedangkan angket tidak berstruktur ialah angket yang membutuhkan jawabanan uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak dituntut untuk memdiberi penjelasan-penjelasan, alasan-alasan terbuka.
Angket sebagai alat peskoran terhadap perilaku tingkah laku, bakat, kemampuan, minat anak, mempunyai beberapa keludang keringhan dan kelemahan. Keludang keringhan angket antara lain:
a)      Dengan angket kita sanggup memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat.
b)      Setiap anak sanggup memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama
c)      Dengan angket anak efek subjektif dari guru sanggup dihindarkan

Sedangkan kelemahan angket, antara lain:
a)      Pertanyaan yang didiberikan melalui angket ialah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang terperinci maka susah untuk diterangkan kembali
b)      Kadang-kadang pertanyaan yang didiberikan tidak dijawaban oleh tiruana anak, atau mungkin dijawaban tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawaban dan tidak diawasi secara mendetail.
c)      Ada kemungkinan angket yang didiberikan tidak sanggup dikumpulkan tiruana, lantaran banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memdiberikan kembali angketnya.

 4). Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary Analisis)
            Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan berguru akseptor didik tanpa menguji (tehnik nontes) juga sanggup dikompliti atau diperkaya dengan cara melaksanakan pemerikasaan terhadap dokumen-dokumen; contohnya dokumen yang memuat infomasi mengenai riwayat hidup (auto biography).
      Riwayat hidup ialah citra perihal keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan sanggup menarik suatu kesimpulan perihal kepribadian kudang keringasaan atau perilaku dari obyek yang diskor.
      Berbagai informasi, baik mengenai akseptor didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diharapkan sebagai materi pekomplit bagi pendidik dalam melaksanakan evaluasi hasil berguru terhadap akseptor didik.

5)   Sosiometri[7]
      Sosiometri ialah suatu peskoran untuk menentukan pola pertalian dan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Sehnggga sosiometri merupakan alat yag tepat untuk meskor korelasi sosial dan tingkah laris sosial dari anak didik-anak didik dalam suatu kelas, yang meliputi stuktur korelasi individu, susunan antar individu dan arah ubungan sosial. Sehingga dengan demikian seorang guru sanggup mengetahui bagaimana keadaan korelasi social dari tiap-tiap anak dalam suatu kelompok atau kelas.

Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu:

a)      Langkah pemilihan teman
Disini guru menyuruh tiruana anak didik untuk menentukan teman-temannya yang disenangi secara berurutan sebanyak satu atau dua anak. Dalam menentukan anak perlu disebutkan alasan mengapa harus menentukan sobat itu.
Contoh:
Nama   : Tono
Kelas   : IIIA
Teman yang saya pilih:
1. Candra         Karena aktif berguru dan pandai
2. Sumarsono   Karena tegas dalam berbicara
3. Nunung        Karena penurut

b)      Langkah pertabelan

Guru menciptakan tabel dalam materi tes sosiomentri dari data yang telah diperoleh dalam langkah pemilihan teman.
Misalnya setiap anak mempunyai 2 dari 6 orang


 c)      Langkah Pembuatan Gambar (Sosiogram)
Dari data yang telah kita buat dalam metrik sosiometri, sanggup pula kita buat sebuah peta atau sosiogram. Dalam pembuatan sosiogram usahakan anak yang paling banyak dipilih diletakan ditengah-tengah, biar sanggup simpel diketahui siapa yang paling banyak dipilih.
      Dengan melihat hasil sosiometri kita sanggup mengetahui bagaimana kedudukan dan korelasi sosial dari masing-masing anak dalam kelompok. Sehingga hasil dari sosiogram ini sanggup dibentuk pertidak seimbangan untuk meskor perilaku sosial anak dan kepribadiannya dalam kelompok.

Sosiometri sebagai alat peskoran nontes sangat berguna bagi guru dalam beberapa hal, antara lain:
a)      Untuk pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja (pembagian tugas)
b)      Untuk pengarahan dinamika kelompok
c)      Untuk memperbaiki korelasi individu dalam kelompok dan memdiberi bimbingan kepada setiap anak.

Dari uraian tersebut diatas dapatlah dipahami, bahwa dalam rangka hasil evaluasi hasil berguru akseptor didik, evaluasi tidak harus semata-mata dilakukan denan mengunakan alat berupa tes-tes hasil belajar. Teknik-teknik nontes juga menpeduli kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, ludang keringh-ludang keringh evaluasi yang bekerjasama dengan kondisi kejiwaan akseptor didik, menyerupai persepsinya terhadap guru, minatnya, bakatnya, tingkah laris atau sikapnya, dan sebagainya, yang ketiruanannya itu tidak mungkin dipenilaian dengan mengunakan tes sebagai alat pengukurnya.

BAB III
KESIMPULAN

Teknik peskoran nontes berarti melaksanakan peskoran dengan tidak mengunakan te. Tehnik peniaian ini umunya untuk meskor keperibadian anak ecara  menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, perilaku sosialucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang bekerjasama dengan kegiatan elajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok.
Penggolongan tehnik nontes
1.    Observasi (pengamatan)

Observasi sanggup dibedakan menjadi 3 macam:
A.     Observasi Partisipatif dan nonpartisipatif
B.     Observasi sistematis dan Nonsistematis
C.     Observasi eksperimental
2.    Wawancara (interview)
Ada 2 jenis wawancara yang sanggup dipergunakan sebagai alat penilaian. Yaitu:
A.     Wawancara terpimpin
B.     Wawancara tidak terpimpin
3.    Angket (Questionave)
Ditinjau daru stukturnya angket sanggup dibagi menjadi 2 macam:
A.     Angket berstuktur
B.     Angket tidak berstruktur
4.    Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary Analisis)
5.    Sosiometri
Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu:
A.     Langkah peskoran teman
B.     Langkah pertabelan
C.     Langkah pembuatan gambar


DAFTAR PUSTAKA

Ariteunto,Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidkan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Sutomo. 1985. Teknik Peskoran Pendidikan. Surabaya : PT. Bina Ilmu
Slamela. 1988. Evaluasi Pendidikan.Jakarta : PT. Bina Aksara

Saat ini anda sudah membaca tentang  Contoh Makalah Evaluasi Pendidikan yang kami sampaikan diatas, untuk sanggup mendpaatkanya anda tinggal salin saja supaya anda sanggup edit sesuai dengan cita-cita anda sendiri dan sanggup menjadi mempunyai kegunaan buat anda tiruana yang dikala ini memang ada kiprah untuk menciptakan makalah perihal evaluasi pendidikan.

Baca Juga :  Contoh Makalah Entrepreneurship
Advertisement

Iklan Sidebar