Info Terbaru 2022

Contoh Karya Tulis Ilmiah Dampak Polusi Udara

Contoh Karya Tulis Ilmiah Dampak Polusi Udara
Contoh Karya Tulis Ilmiah Dampak Polusi Udara
Contoh Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Polusi Udara - Saat ini anda mencari karya tulis ilmiah bertema efek polusi udara, maka kami persembahkan kepada anda yang mencari hal tersebut, dimana kami sampaikan sangat tidak ada yang kurang sekali, sehingga anda bisa mencontoh atau mempersentasekan karya tulis ilmiah yang kami sampaikan di sekolah anda. Hanya tinggal anda edit sesuaikan dengan harapan anda untuk isi anda bisa tentukan sendiri untuk evaluasi presentasi anda ketika ini dengan pengetahuan anda perihal efek polusi udara yang anda ketahui ketika ini.

Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Polusi Udara yang bisa anda melihat disini dibawah ini, ini hanya menjadi rujuan anda, pelajari dan tulis dengan sesuai karya tulis ilmiah anda semoga presentasia anda bisa di terimah oleh dosen atau guru pembimbing anda oke.


Kata Pengantar

Akhir-akhir ini kita sering mendengar perihal pemanasan global dan perubahan iklim. Isu yang selalu hangat utuk diperbincangkan. Selepas dari itu ada suatu pokok problem yang pernah hangat diperbincangkan public yang sekarang mulai tidak diperdulikan lagi yaitu Pengaruh Polusi Udara Terhadap Kesehatan Masyarakat Perkotaan. Padahal problem ini sangatlah kuat terhadap kegiatan masyarakat kota, mulai dari berdagang, berbisnis, atau hanya sekedar jalan-jalan di kota. Polusi udara ialah penyebab utama dalam problem ini.

Dengan ijin Allah s.w.t, kami sangat besyukur balasannya kami sanggup menciptakan karya ilmiah dengan judul Pengaruh Polusi Udara Terhadap Kesehatan Masyarakat Perkotaan dalam penyelesaian kiprah skill grouping Bahasa Indonesia kami. Supaya sanggup menyadarkan kita tiruana akan udara yang kebersihan dan sehat. Jika ada salah-salah kaitannya dengan karya ilmiah kami, kami meminta maaf sebeser-besarnya.

Probolinggo, 21 Juni 2013

Adien Gunarta
Nanda Purama Faiz
Oki Pritantoko
Fadli Afriansyah

Latar Belakang

Banyaknya kendaraan berbahan bakar fosil dan banyak sekali industri di kota-kota menciptakan kualitas udara kota menurun dan membahayakan kesehatan masyarakatnya. Warga kota terlalu sibuk dengan segala aktifitasnya sehari-hari sehingga tidak bisa memikirkan selain pekerjaannya. Kekurang pedulian masyarakat kota memperparah polusi udara di kota. Dimulai dari asap kendaraan bermotor, asap dapur hingga cerobong-cerobong industri. Kita sebagai penerus kehidupan umat insan haruslah menjaga lingkungan kita tinggal yang kian hari semakin rusah. Pencemaran udara di kota sanggup ditanggulangi dengan menanam pohon, pembuatan hutan kota dan lain-lain, sehingga terciptalah lingkungan yang nyaman dan sehat untuk kita tinggali.

Rumusan Masalah

1. Apa yang mengakibatkan polusi udara?
2. Bagaimana beresiko polusi udara terhadap kesehatan manyarakat kota?
3.  Zat apa saja yang mengakibatkan polusi udara beracun bagi badan kita?
4. Bagaimana prosedur gangguan kesehatan tanggapan polusi udara secara umum?
5. Apa solusi terbaik untuk mangatasi problem ini?

Tujuan Pembahasan

Menyadarkan masyarakat kota-kota besar Indonesia akan pentingnya udara yang kebersihan dan sehat. Karena masyarakat kota kurang peduli terhadap lingkungan sekitanya. Pada halnya polusi udara sendiri tercipta tanggapan kegiatan masyarakat kota itu sendiri sehingga tidak ada pihak yang harus disalahkan atas polusi udara melainkan mansyarakat kota itu sendiri. Jadi, tidak akan pernah berhasil pengurangan beresiko polusi udara kalau kita tidak gotong royong menanggulanginya. Perlu diingatkan di sini bahwa kegiatan positif yang kita lakukan juga untuk diri kita sendiri. Makara mengapa kita tidak menyelamatkan lingkungan kita kalau kita juga akan selamat?

Metode

Cara mendapat informasi:

Mencari di internet dengan alamat:

http://www.yahoo.com
http://www.google.co.id
http://www.images.google.com
http://www.bing.com
http://www.walhi.com

Kajian Pustaka

POLUSI udara kota di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya di Jakarta, telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian perihal polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan, termasuk risiko kanker darah. Namun, jarang disadari, entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya alasannya nanah kanal pernapasan, asma, maupun kanker paru tanggapan polusi udara kota.
Meskipun sesekali telah mulai turun hujan, tetapi coba sempatkan menengok ke langit ketika udara cerah semenjak pagi hingga sore hari. Langit di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia sudah tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Diperkirakan, dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru dan kanal pernapasan dengan sangat berpengertian dan penjelasan. Bukan hanya nanah kanal pernapasan akut yang sekarang menikut mencicipi urutan pertama dalam pola penyakit di banyak sekali wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru.

Di kota-kota besar, bantuan gas menghilangkan kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan bantuan gas menghilangkan dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, contohnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.

Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan dan makhluk hidup, serta memperringan dan sepele merusak harta benda ialah partikulat yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, belerang dioksida, dan nitrogen oksida. Ketiruananya diemisikan oleh kendaraan bermotor.

WHO memperkirakan bahwa 70 persen penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor tanggapan emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10 persen sisanya menghirup udara yang bersifat "marjinal". Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang remaja yang memberikansiko tinggi, contohnya perempuan hamil, usia lanjut, serta orang yang telah mempunyai riwayat penyakit paru dan kanal pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa banyak sekali tanggapan negatif tersebut berasal dari polusi udara tanggapan emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.

Kita perlu berguru melalui pengalaman dari negara lain dalam hal polusi udara kota ini. Pada tahun 1990-an dilaporkan bahwa di Cubatao, Brasil, terjadi bencana lingkungan yang cukup fatal bagi bayi. Empat puluh dari setiap 1000 bayi yang lahir di kota itu meninggal ketika dilahirkan, sedangkan 40 yang lain kebanyakan cacat atau meninggal pada ahad pertama hidupnya. Pada periode tahun tersebut, dengan 80.000 penduduk, Cubatao mengalami sekitar 10.000 kasus kedaruratan medis, yang mencakup penyakit tuberkulosis (TBC), pneumonia, bronkitis, emfisema, asma bronchiale, serta beberapa penyakit pernapasan lain.

Polusi udara berasal dari banyak sekali sumber, dengan hasil pembakaran materi bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana ialah pembakaran mesin diesel yang sanggup menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, dan precursor ozon yang tiruananya merupakan polutan berbahaya.  Polutan yang ada diudara sanggup berupa gas (misal SO2, NOx, CO, Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat.  Polutan berupa partikulat tersuspensi, disebut juga PM (Particulate Matter) merupakansalah satu komponen penting terkait dengan pengaruhnya terhadap kesehatan. PM sanggup diklasifikasikan menjadi 3; yaitu coarse PM (PM garang atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 ƒÊm, bersumber dari erosi tanah, abu jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun tanggapan agregasi partikel sisa pembakaran. Partikel seukuran ini sanggup masuk dan terdeposit di kanal pernapasan utama pada paru (trakheobronkial); sedangkan fine PM (<2,5 ƒÊm) dan ultrafine (<0,1 ƒÊm) berasal dari pembakaran materi bakar fosil dan sanggup dengan memperringan dan sepele terdeposit dalam unit terkecil kanal napas (alveoli) bahkan sanggup masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi berdasar ukuran ini juga terkait dengan tanggapan jelek partikel tersebut terhadap kesehatan sehingga WHO dan juga US Environmental Protection Agency menetapkan sesuai ketentuan PM dan polutan lain untuk dipakai sebagai dasar rujukan (Tabel 1).

Tabel 1. Standar polutan udara berdasarkan EPA

Pollutan                                                                       Waktu
PM10 (ƒÊg/m3)                                                   150 (/24jam)                        50 (/tahun)
PM2,5 (ƒÊg/m3)                                                   65 (/24 jam)                       15 (/tahun)
Ozone (ppm)                                             0.12 (/1jam)                    0.08 (/8 jam)
NO2 (ppm)                                                                                         0.053 (/tahun)
SO2 (ppm)                                                       0.14 (/24 jam)               0.03 (/tahun)

Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan host (individu) yang bersangkutan (misal: dampak dan efek jelek ludang kecepeh memperringan dan sepele terjadi pada anak, individu pengidap penyakit jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita diabetes melitus).  Pajanan polutan udara sanggup mengenai kepingan badan manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke kanal pernapasan saja. Sebagai contoh, efek polutan udara juga sanggup mengakibatkan iritasi pada kulit dan mata. Namun demikian, sebagian besar penelitian polusi udara terserius pada dampak dan efek tanggapan inhalasi/terhirup melalui kanal pernapasan mengingat kanal napas merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat aktif yang dibawa oleh polutan tersebut, ukuran polutan juga memilih lokasi anatomis terjadinya deposit polutan dan juga dampak dan imbasnya terhadap jaringan sekitar. Fine PM (<1 ƒÊm) sanggup dengan memperringan dan sepele terserap masuk ke pembuluh darah sistemik. Indikator tanggapan pajanan jangka pendek dan jangka panjang polutan terhadap kesehatan sanggup dilihat pada Tabel 2.
   
Berikut ini beberapa prosedur biologis bagaimana polutan udara mencetuskan tanda-tanda penyakit:

1.    Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, contohnya tanggapan PM atau ozon.
2.    Terbentuknya radikal bebas/kehilangan nalar oksidatif, contohnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3.    Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular ibarat enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
4.    Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, contohnya golongan glukan dan endotoksin.
5.    Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan kanal napas.
6.    Efek adjuvant  (tidak secara eksklusif mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem  imunitas tubuh, contohnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7.    Efek procoagulant yang sanggup menggangu sirkulasi darah dan mememperringan dan sepelekan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, contohnya ultrafine PM.
8.    Menurunkan sistem pertahanan badan normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).

Tabel 2. Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang

Pajanan jangka pendek
-          Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, tanggapan penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
-          Berkurangnya acara harian tanggapan sakit
-          Jumlah bolossi (pekerjaan ataupun sekolah)
-          Gejala akut (batuk, sesak, nanah kanal pernapasan)
-          Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
Pajanan jangka panjang
-          Kematian tanggapan penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
-          Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis)
-          Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin 
-          Kanker 

Sumber: WHO dan ATS (American Thoracic Society) 2005

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu berguru dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta ajal yang diakibatkan karenanya.

* Pemmemberikanan izin bagi angkutan umum kecil hendaknya ludang kecepeh dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, ibarat bus dan kereta api, diperbanyak.

* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu diperberat sebelahkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin renta kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memmemberikan bantuan polutan udara.

* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor ialah kemacetan kemudian lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan kemudian lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan sanggup membantu mengatasi kemacetan kemudian lintas dan mengurangi polusi udara.

* Pemmemberikanan penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan "polisi tidur" justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

* Uji emisi harus dilakukan secara terpola pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan diperberat sebelahkan adanya kewenangan embel-embel bagi polisi kemudian lintas untuk melaksanakan uji emisi di samping mengusut surat-surat dan ketidak ada yang kurangan kendaraan yang lain.

* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang kemudian lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

Penutup

Polusi udara dan beresikonya terhadap kesehatan merupakan problem faktual terkait dengan urbanisasi/pembangunan.  Untuk mengurangi efek polusi udara tergadap kesehatan, pengurangan sumber polutan sudah niscaya harus merupakan sebuah incaran utama jangka panjang baik dengan pemanfaatan teknologi maupun regulasi pemerintah.  Namun demikian, untuk  jangka pendek,  mengurangi pajanan individual merupakan salah satu cara yang cost-effective. Pengurangan pajanan secara makro sanggup dilakukan contohnya dengan pemberlakuan  zona khusus kendaraan bermotor ataupun penentuan lokalisasi industri. Secara mikro contohnya dengan memperbaiki ventilasi/sirkulasi udara di kawasan tinggal/kerja ataupun memmemberikankan pendidikan/informasi bagi populasi yang rentan semoga mengurangi pajanan tersebut serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Kesimpulan

Untuk mengurangi beresiko polusi udara terhadap kesehatan manyarakat perkotaan sanggup dilakukan dengan cara-cara yang sudah disebutkan dalam kajian pustaka. Dalam pelaksanannya harus bersama dengan tiruana pihak yang terkait mulai dari Pemerintah, LSM dan masyarakat secara umum.

Saran

Kita menyarankan kepada pemerintah semoga menciptakan peraturan yang ketat terkait pencemaran lingkungan udara, air ataupun tanah. Juga menyarankan kepada kepolisian semoga menjaga kemudian lintas tetap lancar sehinnga mengurangi emisi gas yang termenghilangkan ke udara. Juga kiprah masyarakat terhadap lingkungan itu sendiri.

Daftar pustaka

http://www.yahoo.com
http://www.google.co.id
http://www.images.google.com
http://www.bing.com
http://www.wsangat menguasai.com
http://www.wikipedia.com
http://www.freefoto.com

Daftar pustaka dari sebuah situs yang kami kunjungi:

1.       American Thoracic Society. What constitutes and adverse health effect of air pollution? Am J Respir@Crit Care Med 2000;161:665–73.
2.       Air Pollution and Cardiovascular Disease: A Statement for Healthcare Professionals  From the Expert Panel on Population and Prevention Science of American Heart Association. Circulation 2004;109;2655-2671
3.       Bhatnagar A. Environmental Cardiology: Studying Mechanistic Links Between Pollution and Heart Disease. Circ. Res. 2006;99:692-705.
4.       Holguin F. Traffic related exposures and lung function in adult. Thorax 2007;62:837-8.
5.       Jerrett M. Does traffic-related air pollution contribute to respiratory diseases formation in children? Eur Respir J 2007;29:825–6.
6.       Lippmann M. Health Effects of Airborne Particulate Matter. N Engl J Med 2007;357:23.
7.       Napitupulu L, Resosudarmo BP. Health and Economic Impact of Air Pollution in Jakarta. Economic Record 2004;80:s1:s65-75
8.       Nel A. Atmosphere. Air Pollution–Related Illness: Effects of Particles. Science 2005;308:804-6.
9.       Ostro, B. 1994 Estimating Health Effects of Air Pollutants: A Methodology with an Application to Jakarta. Policy Research Working Paper 1301. Washington, D.C. the World Bank
10.    WHO Regional Office for Europe. Air quality guidelines for Europe, 2nd ed. Copenhagen, 2005   (WHO Regional Publications, European Series).
11.    www.who.int  Accessed on February 19, 2008    
12.    www.epa.gov  Accessed on February 19, 2008
13.    www.worldbank.org  Accessed on February 19, 2008

Bagimana dengan info yang kami sampaikan diatas perihal Contoh Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Polusi Udara, semoga memberi manfaat buat anda tiruana ya untuk ketika ini yang ingin menciptakan karya tulis ilmiah tema polusi udara.

Baca juga : Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah 
Advertisement

Iklan Sidebar