Info Terbaru 2022

Contoh Makalah Sosiologi

Contoh Makalah Sosiologi
Contoh Makalah Sosiologi
Contoh Makalah Sosiologi - Buat kalian yang ingin menciptakan makalah wacana sosiologi maka kau bisa mengetahuinya disini dimana kami sampaikan disini dengan sangat terang sekali untuk bisa anda ketahui dan di pelajar sehingga anda akan bisa mengetahui wacana karya ilmiah disini.

Banyak sekali makalah menurut sosiologi sobat tetapi kami sampikan disini untuk bisa anda ketahui sehingga anda bisa melihat setruktur pembuatan makalah yang bisa anda contoh, sehingga anda bisa menyesuaikan dengan makalah yang anda buat ketika ini.


Dan kami juga sudah sampaikan juga untuk contoh makalah bahasa indonesia dalam jurnalistik untuk bisa anda ketahui juga untuk perbandingan dan menjadi pelajaran untuk pembuatan makalah anda ketika ini.

Untuk Contoh Makalah Sosiologi anda bisa mengetahuinya di bawah ini sobat tiruana.

Judul Karya ilmiah Suku Jambi Di Indonesia | Makalah

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-datang at Tuhan Yang Maha Esa, lantaran atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, karyailmiah ini sanggup terselesaikan dengan baik, sempurna pada waktunyaAdapun tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk memenuhi kiprah Mata Kuliah Antropologi Budaya, pada semester IV, di tahun aliran 2008, dengan judul Etos, Fokus dan UnsurKebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Dengan menciptakan kiprah ini kami dibutuhkan bisa untuk ludang kecepeh mengenal wacana etos dan kebudayaan yang berkembang di Jambi, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dan seringkali luput dari pengamatan kita sebagai masyarakat Indonesia.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami ketidak ringan dan sepelean, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan pinjaman dari aneka macam pihak, alhasil karya ilmiah ini sanggup terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jikalau kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk. Djaya, yang tidak lelah dan bosan untuk memmemberikankan isyarat dan bimbingan kepada kami setiap saat.
2. Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memmemberikankan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
3. Narasumber terpecaya dalam penelitian ini yang sudah banyak membantu, Keluraga besar Juliana Tanjung atas kesediannya memmemberikankan waktu untuk melaksanakan pengamatan, Fraida, Novi dan Yanuar atas wawancaranya, serta tiruana pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara eksklusif maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak sanggup kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas tiruananya.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh lantaran itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang ludang kecepeh baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, sanggup memmemberikan kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui budbahasa dan kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, lantaran kita yaitu serpihan dari keluarga besar bangsa Indonesia tercinta.
Tim Penyusun


ABSTRAK
Karya ilmiah yang berjudul Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia ini membahas keseluruhan wacana kebudayaan Jambi, yang terkadang sering luput dari pandangan kita sebagai Warga Negara Indonesia. Bagaimana perkembangannya dari tahun ke tahun apakah mengalami perbedaan secara budbahasa lantaran perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ataukah tetap berjalan mirip berlalu dan silam (mulai terbentuknya).
Tujuan pemulisan karya ilmiah ini yaitu untuk memmemberikantahukan kepada orang banyak wacana etos, serius dan kebudayaan dari suku Jambi, supaya mereka tiruana sanggup mengetahui keberagaman kebudayaan dari setiap suku-suku di Indonesia secara luas dan menyeluruh, termasuk salah satunya yaitu suku Jambi.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu dengan melaksanakan Studi Pustaka. Kami mencari bahan-bahan wacana kebudayaan Jambi lewat Internet, juga melalui buku-buku ensiklopedia wacana kebudayaan dan keanekaragaman suku di Indonesia. Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, kami juga melaksanakan pengamatan secara eksklusif dengan salah satu keluarga Jambi di Jakarta selama dua hari. Dengan ikut tinggal bantu-membantu mereka dan mengamati tingkah laris mereka. Kami juga melaksanakan wawancara, baik secara eksklusif kepada warga jambi yang tinggal di Jakarta maupun secara tidak lagsung mirip wawancara melalui telepon, email, dan chatting lewat internet kepada warga Asli Jambi yang tinggal di Jambi.
Berdasarkan hasil penelitian, kami mengetahui bahwa kebudayaan suku Jambi di Indonesia sendiri ternyata masih berbau budbahasa leluhur yang kental dengan evaluasi dan norma-norma istiadat seadri dulu. Ini terus berlangsung hingga sekarang. Tetapi kerap dengan perubahan dan kemajuan teknologi, Jambi juga ikut diramaikan dengan warga pendatang, khususnya dari cina, Sehingga unsur-unsur kebudayaan Jambi terkadang berbaur dengan budbahasa kebudayaan Cina.


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia yaitu salah satu negara kepulauan yang mempunyai banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini mengakibatkan keanekaragaman suku, budbahasa istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan lantaran biarpun Indonesia mempunyai banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita tiruana sanggup hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui wacana kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti wacana kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga lantaran pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil teladan dari suku yang itu-itu saja.
Jambi yaitu salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang sanggup dijadikan ”memberikanta utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi yaitu wilayah-wilayah tetangganya; mirip Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah menarik, yang berasal dari suku Jambi.

B. Identifikasi Masalah
Melihat tiruana hal yang melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik beberapa problem dengan menurut kepada :
1. Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi. Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat wacana Suku Jambi.
2. Tidak meratanya materi pembelajaran wacana suku Jambi yang dijadikan teladan oleh para pengajar.

C. Pembatasan Masalah
Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi aneka macam aspek kehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi Tujuh Unsur Kebudayaan dan Etos Kebudayaan dari Suku Jambi. Serta perkembangnnya hingga dengan sekarag ini.

D. Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi problem diatas, maka kami sanggup mengambil perumusan problem sebagai memberikankut:
”Bagaimana Etos dan Unsur Kebudayaan Jambi serta Perkembangannya kini ini?”

E.Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini yaitu sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya yaitu pengajar dan pelajar supaya ludang kecepeh memahami wacana Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.

F. Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan untuk sanggup memenuhi tujuan-tujuan yang sanggup memberi manfaat bagi para dewasa dalam pemahaman wacana Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hingga sejauh mana pengetahuan masyarakat wacana kebudayaan Jambi
2. Mengetahui hingga sejauh mana perkembangan kebudayaan Jambi.

G. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari materi dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

H. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan penulis sesudah cukup melaksanakan pengenalan secara meluas terhadap problem yang diangkat. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut yaitu “Kurangya pemahaman masyarakat terhadan suku-suku di Indonesia yang sering luput dari perhatian mereka” Hal ini, menjadi salah satu faktor yang paling mayoritas untuk sanggup dikatakan sebagai “penyebab”.

I. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dalam jangka waktu satu bulan. Dimulai dari pengumpulan data, kegiatan lapangan hingga penulisan hasil final penelitian.

J. Sistematika Penulisan

Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan serpihan penberlalu dan silaman. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, hingga terahir kepada sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan serpihan ke dua yang memberikansi wacana kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh sangat menguasai.
Bab memberikankutnya, kami membahas secara keseluruhan wacana problem yang diangkat, yaitu wacana Etos, Fokus dan Kebudayan Suku jambi di Indonesia. Termasuk didalamnya biodata dari para narasumber kami.
Bab keempat merupakan serpihan epilog dalam karya ilmiah ini. Pada serpihan ini, penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memmemberikan saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan supaya tetap memahami kebudayaan dari setiap suku bangsa di indonseia.


BAB II
KERANGKA TEORITIS

A. Definisi Kebudayaan
1. Definisi Etimologis
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal). Sedangkan, dalam bahasa Inggris, kebudayaan berarti culture yang berasal dari bahasa Latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani.

2. Definisi Konseptual
Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terdapat pengetahuan, kepercayaanm kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan kemampuan lainnya yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelarman Soemadi
Kebudayaan sebagai tiruana hasil karya, rasa, dan cipta manusia.

Ralph Linton
Kebudayaaan yaitu keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola sikap yang merupakan kudang kecepeasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.

Koentjaraningrat
Kebudayaan yaitu keseluruhan sistem gagasan, tingkah laku, dan hasil karya insan dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri insan dengan cara belajar.

3. Definisi Operasional
Kebudayaan yaitu sekumpulan adat, tradisi, penilaian, norma, dan tata cara hidup yang dijalankan oleh suatu kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya adapt dari orang renta ke anak-anaknya; setiap hari sabtu ahad yaitu hari untuk keluarga berkumpul. Tiddak ada kegiatan yang tidak dilakukan bersama-sama. Pergi, makan, dan lain-lain dilakuan bersama-sama.

B. Definisi Masyarakat
1. Definisi Etimologis
Masyarakat sebagai terjemahan dari istilah society (dalam bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Latin, yaitu societas yang berarti korelasi persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society bekerjasama akrab dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung pengertian dan klarifikasi bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan.

2. Definisi Konseptual
Emile Durkheim
Masyarakat yaitu suatu kenyataan obyektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

Max Weber
Masyarakat yaitu suatu struktur atau agresi yang pada pokoknya ditentukan oleh berharap dan penilaian-penilaian mayoritas dalam warganya.

Karl Marx
Masyarakat yaitu suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan adanya kontradiksi antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomis.

Conrad Kottack
Masyarakat yaitu hidup yang terorganisir di dalam kelompok.

Carol and Melvin Ember
Masyarakat yaitu sekumpulan orang yang menikut mencicipi wilayah tertentu, bicara dalam bahasa yang sama yang tidak secara umum dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya.

3. Definisi Operasional
Masyarakat yaitu sekumpulan insan yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama dengan cukup lama, mandiri, mempunyai kebudayaan yang sama dan turut serta mempunyai kegiatan dalam lingkungan tersebut

C. Definisi Sosiologi
1. Definisi Etimologis
Menurut Auguste Comte, istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius merupakan bahasa Latin yang berarti mitra atau teman. Sedangkan, logos merupakan bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara. Jadi, sosiologi mempunyai arti berbicara mengenai masyarakat.

2. Definisi Konseptual
William Kornblum
Sosiologi yaitu suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan sikap sosial anggotanya dan menimbulkan masyarakat yang bersangkutan dalam aneka macam kelompok dan kondisi.

Paul B. Horton
Sosiologi yaitu ilmu yang memusatkan penelaah pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

Selo Soemardjan dan Soelarman Soemadi
Sosiologi yaitu ilmu kenasyarakatan yang mempelajari struktur social, proses social termasuk perubahan social.

Pitirim Sorokin
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari:
1. Hubungan dan imbas timbal balik antara aneka macam tanda-tanda sosial, contohnya tanda-tanda ekonomi, agama, keluarga, dan moral.
2. Hubungan dan imbas timbale balik antara tanda-tanda sosial dan tanda-tanda non-sosial, contohnya tanda-tanda geografis dan biologis.
3. Ciri-ciri umum tiruana jenis gelaja sosial yang lainnya

3. Definisi Operasional
Masyarakat yaitu sekumpulan insan yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama dengan cukup lama, mandiri, mempunyai kebudayaan yang sama dan turut serta mempunyai kegiatan dalam lingkungan tersebut



BAB III
PEMBAHASAN

A. Unsur Kebudayaan
1. Sistem Agama
Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yang kemudian disusul dengan agama Budha dan Nasrani protestan. Mungkin ini juga lantaran dipengaruhi oleh warga pendatang yang tiba ke Jambi yang kebanyakan berasal dari keturunan Cina atau TiongHua. Dalam tabel dibawah ini, sanggup kita lihat persentase agama yang dianut masyarakat Jambi.

2. Sistem Bahasa
Bahasa Jambi yaitu salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang digunakan khususnya di wilayah Jambi serpihan selatan, Provinsi Riau.
Ada dua perselisihan mengenai bahasa Jambi dengan Melayu. Sebagian pakar bahasa menganggap ini sebagai dialek melayu lantaran banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan didalamnya. Sedangkan yang lain justru berpendapat, bahasa ini merupakan bahasa berdikari yang berbeda dengan Melayu.
Orang Jambi bahagia menggunakan kata-kata cendekia serta pepatah-pepatah. Kata-kata kiasan umumnya berpedoman pada alam sekitarnya. Ketinggian martabat seseorang juga sanggup ditandai dengan kesangat hebatannya menggunakan kata-kata cendekia dan kiasan. Mereka tidak mengenal adanya perbedaan bahasa yang memperlihatkan stratifikasi sosial dalam masyarakat.
Bila didengarkan dengan seksama, maka bahasa Jambi terdengar hampir serupa dengan bahasa Padang, yang selalu diakhiri dengan kata ”o”. Hal ini mungkin dikarenakan suku Jambi dan suku Padang terletak dalam satu pulau yang sama yaitu, Kepulauan Sumatra.
3. Sistem Kekerabatan
Bilateral
4. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Jambi yaitu bertani, berladang dan melaut Di Jambi sendiri kebanyakan daerahnya yaitu berupa hutan. Sehingga mata pencaharian mereka didominasi oleh para petani biasanya pula mereka yang bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal bertani, sama mirip kota-kota lainnya yang terletak di daratan rendah, yaitu bertanam padi pada lahan kosong.
Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata pencaharian tambahan, begitu juga mencari dalam hal mencari hasil hutan. Usaha-usaha tambahan ini biasanya dilakukan sambil menunggu panen atau menunggu isu terkini tanam memberikankutnya.
Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHua, maka di zaman kini ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan Cina di Jambi yang mencari pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang berdagang mas, berdagang sembako dan adapula yang berdagang bahan-bahan material.
5. Sistem Pengetahuan
Jambi mempunyai budbahasa istiadat yang menurut aturan islam sehingga secara garis besar segala pengetahuan dasar budaya Jambi bersumber pada aliran Al-Quran. Sistem pengetahuan mereka juga dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional. Pengetahuan dasar ini mereka terapkan pada segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan pertanian dan pengobatan.
Pengetahuan wacana pertanian mereka terapkan terhadap alam, terutama yang berkaitan dengan musim.
Masyarakat Jambi terutama merka yang tinggal di pedalaman juga menggunakan obat-obat tradisional dalam proses penyembuhan orang sakit. Mereka menggunakan beberapa jenis tanaman alam dan minyak alami untuk dijadikan ramuan obat, contohnya ramuan obat untuk menyembuhkan penyakit demam yang berupa daun sitawar, sedingin, kumapai. Cekun, kunyit polai, dan jerangau. Di samping itu, juga digunakan aneka macam jenis jeruk, akar kayu, bunga-bungaan, kepala muda, pinang, dll. Untuk materi penangkal atau jimat kadang mereka menggunakan sisa-sisa besi dan benang warna. Benda-benda ini gres sanggup dijadikan obat dan mempunyai kegunaan sesudah dimantrai dukun. Hal ini dilakukan lantaran imbas dari kepercayaan tradisional. Mereka percaya bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat atau setan yang merasuk dalam tubuh. Cara penyembuhannya yaitu dengan mengusir roh tersebut yangbiasa dilakukan oleh dukun. Sambil mengobati orang yang sakit itu, ia melaksanakan doa ritual. Biasanya ia memperabukan kemenyan sambil mengucapkan jampi-jampi. Beberapa doa penyembuhan lainnya digunakan bahasa Arab dan adakala ayat Al-Quran.
Bahkan, insiden melahirkan pun sanggup ditangani dengan pengetahuan tradisional yang mereka miliki. Perempuan yang siap untuk melahirkan anak dimemberikan minuman tradisional untuk mememperringan dan sepelekan proses melahirkan. Sebetulnya, perempuan yang akan melahirkan ditolong oleh 2 orang. Seorang yang mendorong anak dari kandungan dan seorang yang mendapatkan anak pada ketika keluar dari kandungan. Walaupun demikian, aturan medis modern menolak melahirkan anak mirip yang digambarkan diatas, tetapi kelihatannya orang Jambi yang tinggal di pedalaman sudah cukup usang menggunakan metode ini, tidak membahayakan kesehatan si perempuan atau si anak.
1. Jenis Tumbuhan Yang Bermanfaat Bagi Orang Rimba
1. Tubo ubi √ Umbi
2. Duku √ Buah
3. Durian √ Buah
4. Manggis √ Buah
5. Aren √ Buah
6. Petai √ Buah
7. Bayih √ Batang
8. Manau √ Batang
9. Rotan sabut √ Batang
10. Rotan tebu-tebu √ Batang
11. Rotan gelang √ Batang
12. Rotan balam √ Batang
13. Bedaro putuh √ Akar
14. Selasih √ Akar
15. Sirih hutan √ daun
16. Ketepeng √ Daun
17. K. Sakit pinggang √ Kulit
18. Pisang-pisang √ Batang
19. Keduduk √ Buah
20. Kayu pengasih √ Batang

2. Jenis (Species) Tumbuhan Obat-Obatan Yang Dimanfaatkan Orang Rimbo Sungai Keruh Dan Sungai Serdang
1 Bedaro Putih Euracum Equesitifilia - Jarang
2 Kayu Bengkak Belum Terindentifikasi - Jarang
3 Kayu Obat Kepala Belum Terindentifikasi - Jarang
(Sumber: Hasil Penelitian Kerinci Seblat Integrated Conservation and Development Project
Kerjasama Pusat Penelitian IAIN Sulthan Thaha Syaufuddin Jambi Tahun 1999)

6. Sistem Teknologi (Peralatan dan pertidak ada yang kurangan hidup)

A. Busana Tradisional Melayu Jambi
Suku Melayu Jambi yaitu sebutan bagi orang-orang Melayu yang mendiami tempat sepanjang sungai Batang Hari, propinsi Jambi.
Dalam berbusana kaum perempuan sehari-hari pada awalnya hanya dikenal dengan kain dan baju tanpa lengan.
Sedangkan kaum prianya mengenakan celana setengah ruas yang melebar pada serpihan betisnya dan umumnya berwarna hitam, sehingga ludang kecepeh leluasa geraknya dalam melaksanakan kegiatan seharihari. Pakaian untuk laki-laki ini ditidak ada yang kurangi dengan kopiah sebagai epilog kepala.
Pada perkembangan memberikankutnya dikenal adanya pakaian adat. Pakaian budbahasa ini ludang kecepeh glamor daripada pakaian sehari-hari yang dihiasi dengan sulaman benang emas dan pemakaian suplemen sebagai petidak ada yang kurangnya.

B. Pakaian Adat Pria
Laki-laki suku Melayu Jambi dalam berpakaian budbahasa mengenakan lacak di kepalanya.Lacak ini terbuat dari: kain beludru warna merah yang dimemberikan kertas tebal di dalammnya supaya menjadikannya keras. Tutup kepala ini mempunyai dua serpihan yang menjulang tinggi, dengan julangan yang ludang kecepeh tinggi pada serpihan depannya.
Sebagai hiasan terdapat lukisan tanaman dari daun, tangkai clan bunga yang akan mekar. Bagian pinggir sebelah kanan dimemberikan lukisan tali runci, yang diimbangi oleh penempatan bungo runci di sebelah kiri. Bungo runci ini berwarna putih dirangkai dengan benang, sanggup berupa bunga orisinil atau tiruannya. Bajunya disebut baju kurung tanggung berlengan panjang. Disebut tanggung lantaran panjangnya hanya sedikit di bawah siku tidak hingga ke pergelangan tangan.
Hal ini mengandung pengertian dan klarifikasi seseorang harus tangkas clan cekatan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Bahannya terbuat dari beludru warna merah dimemberikan sulaman benang emas. Bagian tengahnya terdapat motif kembang bertabur atau kembang tagapo dan kembang melati, sedang serpihan pinggirnya bermotifkan kembang berangkai atau pucuk rebung. Penutup serpihan bawah disebut cangge (celana).
Bahannya masih dari beludru yang ditidak ada yang kurangi dengan tali sebagai ikat pinggang. Sudah menjadi kudang kecepeasaan di tempat Jambi mengenakan kain sarung songket yang dililitkan di pinggul. Tutup dadanya disebut teratai dada, lantaran bentuknya mirip bunga teratai dipasang melingkar leher sehingga mirip kerah. Kedua tangan dihiasi gelang kilat pundak terbuat dari logam celupan berlukiskan naga kuning.
Lukisan naga ini mengandung pengertian dan klarifikasi bila seseorang telah dimemberikan kekuasaan janganlah diganggu. Dikenakan pula selempang yang menyilang tubuh terbuat dari songket warna merah keungu-unguan sebagai pasangan kain sarung dengan motif bunga berangkai clan beranting. Bagian pinggangnya dihiasi dengan selendang tipis warna merah jambu yang pada ujung ujungnya dimemberikan umbai-umbai warna kuning.
Untuk memperkuat serpihan pinggang ini digunakan pending berupa rantai dengan sabuk sebagai kepala terbuat dari logam. Ketidak ada yang kurangan lainnya yaitu keris clan selop. Biasanya diselipkan di perut menyerong ke kanan melambangkan kebesaran sekaligus untuk berjaga-jaga. Sedangkan selop atau ganjal kaki yang berbentuk setengah sepatu berfungsi untuk melindungi kaki ketika berjaalan.

C. Pakaian Adat Wanita
Busana untuk perempuan terdiri dari kain sarung songket clan selendang songket warna merah. Bajunya disebut baju kurung tanggung bersulam benang emas dengan motif hiasan bunga melati, kembang tagapo, dan pucuk rebung.
Tutup kepalanya disebut pesangkon yang terbuat dari kain beludru merah dengan serpihan dalam dimemberikan kertas karton supaya keras.
Ada juga yang menyebut duri pandan lantaran pada serpihan depan tutup kepala ini dimemberikan hiasan dari logam berwarna kuning berbentuk duri pandan. Untuk ludang kecepeh memperindah dimemberikan sulaman emas dengan motif bunga melati pecah.
Ketidak ada yang kurangan busana perempuan ludang kecepeh banyak dibandingkan dengan yang dikenakan oleh pria. Pada perempuan dikenakan anting-anting atau antan dengan motif kupu-kupu atau gelang banjar. Kalungnya terdiri dari tiga jenis, yaitu kalung tapak, kalung jayo atau kalung bertingkat dan kalung rantai sembilan. Pada jari-jarinya terpasang cincin pacat kenyang dan cincin kijang atau capung.
Jumlah gelang yang digunakan pun ludang kecepeh banyak meliputi gelang kilat pundak masing-masing lengan dua buah. Masih ditambah dengan gelang kano, gelang ceper dan gelang buku beban. Ketiruananya di pasang di lengan. Khusus untuk gelang buku beban bahannya berasal dari permata putih. Sementara untuk kaki dikenakan gelang nago betapo dan gelang ular melingkar. Disebut demikian lantaran bentuknya yang mirip naga dalam kisah sedang tidur clan ular yang melingkar membentuk bulatan.
Sedangkan unsur-unsur ketidak ada yang kurangan yang lain mirip teratai dada (tutup dada), pending dan sabuk (ikat pinggang), selendang, dan selop hampir sama dengan yang dikenakan pria. Bedanya bentuk motif yang ludang kecepeh besar pada teratai dada dan pending.

D. Pakaian Baselang
Acara pada budbahasa suku jambi dibedakan menjadi dua, kecil dan besar. Pembedaan ini menghipnotis pada variasi pakaian yang dikenakan, khususnya yang dikenakan para gadis. Jika acaranya kecil maka pakaian yang dikenakan berfungsi ganda sebagai pakaian upacara maupun bekerja.
Ketidak ada yang kurangannya dengan sarung warna merah yang digunakan sedikit di bawah lutut (tanggung) dan baju kurung berlengan tanggung yang letaknya di luar kain, -selendang warna merah dililitkan di kepala serta membawa pertidak ada yang kurangan lain mirip ani-ani clan kiding (tempat padi).
Pada program besar pakaian dibedakan untuk upacara dan bekerja. Dalam rangkaian upacara tersebut terdapat hiburan sehingga pakaian yang dikenakan pun ludang kecepeh bagus.
Selendang songket yang dikenakan sebagai epilog kepala dimemberikan sulaman benang emas dan umbai-umbai di ujungnya.

7. Sistem Kesenian
Provinsi Jambi sangat kaya akan kerajinan daerah, salah satu bentuk kerajinan daerahnya yaitu anyaman yang berkembang dalam bentuk aneka ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam–macam, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang–katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya. Kerajinan lainnya yaitu hasil tenun yang sangat dikenal dan banyak digunakan, yaitu tenunan dan batik motif flora.
Salah satu kesenian yang cukup terkenal yaitu seni Randai. Seni Randai merupakan perpaduan antara Kaba, lagu, tari, dan lawakan dan drama. Selain Randai, seni yang cukup terkemuka yaitu Rarak Godang, Kayat, Zikir, dan Kaba. Sedangkan alat musik yang digunakan yaitu calempong, ogung gong, dan gendang. Seni sastra yang berkembang antara lain pantun, pepatah, dan Kayat.
Untuk memperkuat dan memelihara budbahasa istiadat yang ada pada masyarakat Jambi, ada aneka macam kegiatan kesenian dan sosial budaya kerap di lakukan, antara lain:
-Tradisi Berdah (dilaksanakan ketika terjadi bala dengan tujuan menolak bala)
-Kenduri Seko (bertujuan untuk memkebersihankan pusaka dalam bentuk keris, tombak, Al Kitab dalam bentuk Ranji–ranji Kuno)
-Mandi Safar (dilaksanakan pada hari Rabu di final bulan Safar bertujuan untuk menolak bala)
-Mandi Belimau Gedang (dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan menyucikan dan mengharumkan diri)
-Ziarah Kubur (dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan mendoakan arwah leluhur)
Ada aneka macam macam jenis tari-tarian, antara lain:
1. Tari Sumbe (Tarian persembahan untuk para dewa)
2. Tari Rangguk (Tarian anak pesta rakyat)
3. Tari Musik Mumkin (Tari untuk permainan musik orang buta)
4. Tari Lesung Gilo (Tari untuk permainan lesung diiringi mantra-mantra)
5. Tari Bakisa (Tarian menumbuk padi)
6. Tari Asik (Tarian untuk mengusir bala penyakit)
7. Tari JapinTari HadrahTari RanggukTari Aek Sakotak.

Contoh:
Peralatan Tari Rangguk ( tarian tradisional dari Jambi )
1. Rebana
Berbagai ukuran. Jumlahnya bergantung jumlah pemain (biasanya 5—10 orang). Dalam suatu pertunjukkan mereka duduk melingkar, menabuh rebana, berpantun dan mengangguk-anggukan kepala.
2. Rangguk
Pada mulanya rangguk hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Biasanya di sore hari dan bertempat di beranda rumah (setelah seharian bekerja di sawah atau kebun). Tujuannya yaitu sebagai pelepas lelah dan sekaligus hiburan. Kaum perempuan tidak diperkenankan untuk melaksanakan tarian ini (tabu). Selaras dengan perkembangan zaman, fungsi rangguk juga mengalami perubahan. Jika pada mulanya hanya sekedar sebagai hiburan, maka kini menjadi sebuah tarian khusus untuk upacara penyambutan tamu. Para pemainnya pun juga tidak lagi duduk secara melingkar, tetapi bangun (berbaris) sambil mengangguk-anggukkan kepala kepada setiap tamu yang datang, melantunkan aneka macam macam pantun selamat datang, dan mengiring tamu hingga ke tempat yang telah ditentukan (depan pintu balai desa).
Kesenian dari jambi sendiri yangpaling dikenal oleh masyarakat luas yaitu Batik Jambi yang paling dikenal dan banyak digunakan di tempat Sumatra. Tapi juga sering di ekspor keluar negeri bahkan cukup dikenal dan banyak digunakan pula di Indonesia.

B.Etos Kebudayaan
Etos kebudayaan yaitu suatu kebudayaan yang seringkali memancarkan suatu tabiat yang khas tertentu yang tampak dari luar, mirip yang tampak oleh orang dari kebudayaan lain. Watak khas tersebut seruingkali terlihat dari gaya tingkah laku, kegemaran, dan aneka macam benda budaya hasil karya masyarakat tersebut. Di Jambi sendiri etos kebudayaanya hampir serupa dengan suku-suku lain yang tinggal di Pulau Sumatra, bisa kita lihat dari etos kebudayaan suku Batak, yaitu cenderung keras, berbahasa agresif (kencang), dan berparas sangar. Tapi terkadang ada juga yang mirip dengan etos dari suku padang yaitu, raut wajahnya angkuh, dan tidak ramah, dan suka perhitungan (pelit).

C.Fokus Kebudayaan
Fokus kebudayaan yaitu suatu unsur kebudayaan atau beberapa pranata tertentu yang merupakan unsur pokok dalam kebudayaan mereka sehingga unsur itu disukai oleh sebagian besar warga masyarakatnya dan dengan demikian meliputi semuanya banyak acara dalam kehidupan masyarakat tersebut. Fokus kebudayaan jambi yaitu sanggup dilihat dari segi sistem mata pencahariannya yaitu kebanyakan, bahkan hampir tiruana masyarakatnya hidup sebagai petani.

D. Biodata Narasumber

Nama : Juliana Tanjung
Jenis Kelamin : Female
Usia : 23 Tahun
Agama : Budhha
Status : Mahasiswi & karyawati
Suku Bangsa : Jambi - Chinese
Anak ke : Tiga
Dari : Lima Bersaudara
Pendidikan : Trisakti University
Accounting, S1
Profesi : Karyawati
Jabatan : Accounting Staff
Lama bekerja : 1 Tahun


Nama : Farida
Jenis Kelamin : Female
Usia : 27 Tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jambi - Asli
Anak ke : Pertama
Dari : Dua Bersaudara
Pendidikan : Jambi University, S1
Informatika Teknologi,
Profesi : Karyawati
Jabatan : Head Of I.T
Lama Bekerja : 3 Tahun


Nama : Novi Permata Sari
Jenis Kelamin : Female
Usia : 20 Tahun
Agama : Budhha
Status : Mahasiswi
Suku Bangsa : Jambi - Chinese
Anak ke : Tiga
Dari : Tiga Bersaudara
Pendidikan : STIKOM LSPR
Public Relations

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarat: Rineka Cipta.
Chodwich, bruce A., dkk. 1991. Terjemahan Dr. sulistia M.L., dkk. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan. IKIP Semarang Press.
Rahmat, Jalahudin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S
Patmono, S.K. 1996. Teknik Jurnalistik Tuntunan Mudah untuk Menjadi Wartawan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Sumber Lain:
http://www.tamanmini.com/anjungan/jambi/daerah
http://www.tekkomdik-sumbar.org/sjh_pdd_sumbar_pendh.html

Hasil wawancara eksklusif dari:
Juliana Tanjung
Novi Permata Sari
Farida

Diatas yaitu makalah sosiologi yang bisa kami sampikan disini. Semoga menjadi salah satu bimbingan yang anggun untuk pembuatan makalah kau ketika ini. Terimakasih banyak atas kunjungan anda di blog teladan surat dan proposal,semoga menjadi pelajaran yang berharga untuk anda ketika ini.
Advertisement

Iklan Sidebar